Nasib memang tiada yang tahu. Perahu yang ku tumpangi ini entah berlabuh kemana. Samudera yang ku arungi ini entah berujung dimana. Nasib memang tiada yang tahu. Meski kau sembunyikan rindu dalam botol lalu kau hanyutkan. Pasti akan kembali jua. Kau bilang nasib tiada yang tahu. Hanyutlah, Kekasih. Layar sudah dibentangkan, tiada kata kembali. Biarkan kami bersama buih yang terombang ambing tak berdaya. Iya, nasib memeng tak ada yang tahu. ~Sob
Akhir-akhir ini aku sangat ketakutan Kulihat dahan-dahan berguguran satu persatu Ranting bercakap, akan ada masaku untuk patah dan jatuh Pohon berbisik meminta maaf, ia tak bisa menghentikan waktu Lalu kami, sesama makhluk yang hinggap mulai cemas Banyak yang mengatakan segera berkemas Mereka mulai mengumpulkan emas-emas Apa daya ku yang kian lemas Sesekali kau hinggap, mengajakku bercakap Maaf aku masih gagap Kini udara semakin pengap Kau bilang tinggalkan saja tempat ini Ranting semakin rapuh dan engkau pergi Kini aku sendiri Merenung mencoba berfikir apa yang terjadi Suasana semakin sepi Aku benar benar sendiri Andai bisa kutinggalkan, maka akan aku tinggalkan. Tapi apalah daya ku, aku sudah terlanjur hinggap dan kini terperangkap di dahan ini.