Tersindir irama hampa datang dan pergi lantunan nada kasih, menemuimu adalah takdirku mengenangmu adalah nasibku dalam sunyi aku selalu sendiri sendiri dan hanya sepi kasih, indah bagiku adalah mimpi buruk adalah imajinasi tak mengerti hingga aku terdampar lautan api, garam, gula apapun itu aku tak tahu kasih, hati ini bergetar dihantam lagi, geram, pasrah dan gemetar memang kodrat mata adalah untuk melihat apapun yang harus dilihat ataupun tak harus dilihat kasih, takdirku adalah menemuimu melihat masa lalumu adalah nasibku kasih, terataiku... aku ini lelaki tak mungkin aku meneteskan airmata tenang saja. heuheuheu namun kasih, biarpun aku lelaki aku juga feminim ketika cemburu. heuheuheu kasih terataiku... bolehkah... ku cintaimu? heuheuheu
Memupuk kecurigaan bahwa jangan-jangan firman Tuhan itu salah satunya berada di hembusan angin, hujan lebat, kicau burung, suara penjual jamu gendong, tangisan bayi, dsb. hmm mari ikuti tulisanku. kita menyelam bersama.