Ini kisahku, 29 Juli 2019 Aku mencintai hitam. Agaknya siapa yang datang hanya akan kelam. Anganku menjulang, rasaku terpendam. Aneh, bagai pohon tumbuh namun tak pernah tertanam. Berseberangan adalah salah satu hukum alam. Begitu pula dengan persatuan. Beriringan adalah takdirku dan kamu tuk bahagia. Bertemu adalah teka-teki yang tak pernah terpecahkan, megapa? Bagiku, adamu adalah suatu adegan yang ambigu, cerah kadang kelam. Bagaikan, buah bacang berbiji badam. Cerita aku awali dari pertanyaan. Cipta sebuah sunyi darimana berasal? Cakapmu dari keheningan. Cintakah sumber penderitaan? Dan semestinya semesta ada Disetiap pertanyaan harusnya kau hadir Dalam renungan ruangnya cukup nyata Dari endapan kesunyian akan tumbuh isyarat takdir Entah siapa yang memulai Elang pun harus terbang untuk mencari makan Enak saja kau tuduh aku seorang pengintai. Enggan bicara, musnahlah asa. Faktor utama dari adanya hujan adalah makhluk hidup Falsafah alam akan terus teran
Memupuk kecurigaan bahwa jangan-jangan firman Tuhan itu salah satunya berada di hembusan angin, hujan lebat, kicau burung, suara penjual jamu gendong, tangisan bayi, dsb. hmm mari ikuti tulisanku. kita menyelam bersama.